apabila kita cermati, obrolan yang kurang bermanfaat bahkan sama sekali tidak berguna seringkali menghiasi di setiap pembicaraan kita sehari-hari. Baik saat obrolan santai, saat arisan, atau ketika bertemu dengan orang banyak yang berpeluang bicara kesana-kamari. Biasanya diawali terlalu asiknya sebuah pembicaraan, lalu tanpa sadar keluar dari konteknya, bahkan masuk keranah kesia-sian. Masih mending dan derajat kejelakannya lebih rendah, jika obrolan tersebut hanya sampai pada hal-hal yang bermanfaat, celakalah jika pembicaraan itu sudah masuk ke ranah gibah/menggunjing (jawa: ngerasani). Karena islam melarang gibah.
Seiring dengan terbukanya informasi, kemudahan mendapatkan tayangan, termasuk tayangan sia-sia dan kurang bermanfaat dan menjurus kea rah gibah seperti infotainment, sangat mudah kita dapatkan. Pantas jika organisasi terbesar di Indonesia, Nadhlatul Ulama (NU) pada juli 2006 juga menyimpulkan 70 berita inforteinmen adalah sia-sia dan menjurus kepada gibah dan fitnah. Karenanya Ulama (NU) menyarankan agar masyarakat tidak menonton infotainment yang dikeluarkan NU bukan semata-mata karena infotainment-nya melainkan karena obrolan sia-sia yang mengarah ghibah. Sebab tidak semua berita infotainment haram. Ada sejumlah tayangan infotainment yang bernilai positif dan berguna, namun jumlahnya sangat sedikit.
Karena unsure negativenya lebih dominan dibandingkan unsure pistifnya maka kendali tayangan infotainment ada dijalan kita. Mau terus ikuti tayangan sia-sia hingga masuk pada ranah mendengar berita kejelakan orang lain atau kita pencet remote control/pindah saluran atau mematikan semua televise, semua itu tergantung kita.
Sikap yang paling bijak adalah dengan pindah saluran taua mematikan tv, jika itu yang kita pilih, maka sama seperti kita diam dan tidak setuju dengan tayangan yang disugihkan infotainment.
Menghindarkan diri dari segala sesuatu pembicaraan dan berita yang sia-sia bahkan mendekatkan kita kepada ghibah, sangat dianjurkan, jika berada di tengah-tengah pembicaraan mengarah kepada kesia-siaan dan unsure ghibah , ingatkanlah meraka yang yang telibat itu akan bahaya
.
Jika tidak mampu, setidaknya anda diam dan tidak terbawa arus pembicaraan. Atau, anda memilih HengKang pamit, menjauhkan diri dari pembicaraan itu. Cara ini membuat anda selmat dan lebih member faedah kepada diri anda.
Seringkali kita menyaksikan kehancuran keluarga diawalai dengan pembicaraan sia-sia dan akibat tidak bisa diam dan tidak bias menjaga lidahnya dari obongan yang tidak berguna. Percerain suami-istri bias diakbitkan karena salah satu diantara mereka tidak mau diam ketika sedang berselisih paham. Diam untuk memahami intropeksi dan menyadari akan kesalahan masin-masing untuk mengambil sikap yang lebih baik.
Karenanya dianjurkan dalam agama islam, ketika anda sedang marah diperintahkan untuk segera meredakannya dengan cara diam, tidak Tujuannya agar kemarahan itu bias dikendalikan dan tidak berakibat pada ucapan yang salah dan tidak berfaedah.
Binatang memiliki lidah yang sangat panjang, tetapi dia bias diam-karena memang tidak bias berbicara. Sementara manusia, lidahnya pendek namun sulit jika disuruh untuk diam. Karenanya, diamlah karena diam itu emas. Karena emas dapat maka dapat member faedah. Sperti pepatah arab …
“DIAM ITU BERIBADAH”
0 komentar:
Posting Komentar